Senin, 14 November 2011

Asal-usul kehidupan


 Asal-usul kehidupan
Suatu benda dikatakan hidup jika mampu menunjukkan ciri-ciri kehidupan yaitu : memerlukan nutrisi, bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang, melakukan ekskresi/ pengeluaran sisa-sisa metabolism, berkembang biak, peka terhadap rangsangan (iritabilita), koordinasi, dan adaptasi.
Asal Mula Kehidupan
1.      Hipotesis Asal Mula Kehidupan
Setelah bola Bumi mengalami pendinginan dan tebentuk benua, danau, sungai, dan lautan pada kira-kira 2259 juta tahun yang lalu, terbentuklah wahana bakal biosfer, yaitu tempat tinggal makhluk hidup itu melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk hidup terbentuk sistem hubungan antar makhluk hidup itu dengan materi dan energi yang mengelilinginya. Tempat dan sistem itulah yang disebut dengan biosfer.
Suatu benda dinyatakan sebagai benda hidup atau makhluk hidup bila memiliki cirri-ciri: (1) melakukan pertukaran zat atau metabolisme, artinya adanya zat yang masuk atau keluar; (2) tumbuh, artinya bertambah besar karena adanya pertambahan dari dalam dan bergerak; (3) melakukan reproduksi atau berkembang biak; (4) memiliki iritabilitas atau kepekaan terhadap rangsangan dan memberikan reaksi terhadap rangsangan tersebut; dan (5) memiliki kemampuan mengadakan adaptasi terhadap lingkungan.
Sebelum makhluk hidup muncul di permukaan Bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu lingkungan fisis saja. Oleh karena itu timbullah pertanyaan dari mana dan bagaimana makhluk hidup itu menghuni bumi itu? Untuk menjawab pertanyaan itu terdapat beberapa teori, yaitu: 
1.Hidup dari Tuhan datangnya atau Teori Transendental
Teori ini menyatakan ciptaan yang merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan yang Maha-kuasa, di luar jangkauan sains. Pandangan semacam ini kita kenal dengan paham “penciptaan khusus” atau special creation yang mengandung pengertian bahwa Tuhan langsung turun tangan kemudian menciptakan kehidupan di atas Bumi. Ilmuwan tidak menolak anggapan ini, akan tetapi sayang, keterangan semacam ini di luar taraf dan batas ilmu pengetahuan. Sesungguhnya, ilmu pengetahuan itu harus berusaha mencari keterangan dalam taraf dan lingkungannya sendiri. Karena itu, ilmu biologi harus mencari jawaban mengenai persoalan bagaimanakah kehidupan itu terjadi. Dengan demikian, harus dihindarkan suatu gambaran tentang “pekerjaan” Tuhan agak anthropomorfistis yang menggambarkan Tuhan bagaikan manusia atau “tukang”. Karena itu, perlu dicari suatu penyelesaian yang termasuk taraf ilmu pengetahuan.
  1. Hidup berasal dari planet lain atau Teori Cosmozoa
Arrhenius (1911) menyatakan bahwa kehidupan pertama dimulai dari spora-spora kehidupan yang bersama-sama dengan partikel debu alam disebarkan dari satu tempat ke tempat lain, di bawah pengaruh sinar matahari. Tetapi teori ini tidak memperhitungkan adanya temperatur yang begitu dingin dan juga sangat panas dan sinar – sinar yang mematikan yang terdapat di angkasa luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Teori Cosmozoa menyatakan bahwa makhluk yang datang di Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Diperkirakan bahwa suatu benda berat telah menyebarkan hidup, dan benda hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa benda hidup itu ada atau telah ada dari suatu tempat dalam alam semesta ini dan hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar-benda angkasa ke Bumi.
Hipotesis ini belum dapat didukung oleh bukti-bukti yang jelas. Oleh karena itu, pernyataan tersebut belum merupakan jawaban terhadap persoalan kita. Tampak jelas bahwa jawaban tersebut sekedar memindahkan persoalan kita ke planet lain. Kalau hidup berasal dari planet lain, maka kehidupan di planet itu datangnya dari mana. Demikian tak akan ada habis-habisnya kita bertanya..

Beberapa teori asal-usul kehidupan
    1. Teori Pfluger
Teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas sekali, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen yang membentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
  1. Teori Moore
Teori ini menyatakan bahwa hidup itu dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu tercapai akan muncullah kehidupan itu.
  1. Teori Allen
Teori ini menyatakan bahwa pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti sekarang, beberapa rekasi terjadi yaitu energi yang dating dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan membentuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.
    1. Hidup terjadinya secara tiba-tiba atau spontan (Generatio Spontanea)
Suatu pandangan yang dikemukakan oleh filsuf terkenal sebelum masehi, Aristoteles. Ia mengemukakan bahwa hidup ini bermula dari benda mati yang secara tiba-tiba menjadi jasad hidup. Karenanya paham ini disama artikan dengan abiogenesis atau generation spontanea. Hipotesis ini akhirnya tenggelam setelah muncul para ilmuwan lain dengan pola pikirnya yang lebih rasional.

    1. Hidup berasal dari telur
Francesco Redi (1625-1697) adalah nama ilmuwan yang berhasil menumbangkan hipotesis Aristoteles. Ia merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya Redi menggunakan 2 kerat daging segar yang diletakkan dalam 2 wadah.
Wadah yang satu ditutupi kain yang tembus udara dan yang satu tidak ditutupi. Setelah beberapa hari, pada daging yang tidak tertutup mulailah keluar belatung-belatung, sementara itu pada daging yang tertutup tidak tumbuh belatung. Tujuan penelitian Redi adalah untuk menjelaskan bahwa setiap makhluk hidup perlu asal-usul dari mana dia berasal.
Ia mengamati bahwa hadirnya larva (ulat) yang ada dalam sepotong daging karena memang di dalamnya telah terdapat sejumlah telur lalat. Apabila lalat-lalat tidak meletakkan telur-telur di situ, maka daging tidak akan tumbuh ulatnya. Kesimpulannya bahwa hidup itu berasal dari telur. Lahirlah paham omne vivum ex ovo.
    1. Telur berasal dari sesuatu yang hidup
Pada tahun 1765, seorang biologiwan Italia yang bernama Lazzaro Spallaizani, melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Nedham. Spallanzani menyatakan bahwa Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sekali sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
Lazzaro Spallanzani (1729-1794) berpendapat bila dikatakan bahwa semua hidup bersal dari telur. Kini perlu dipertanyakan pula dari mana asal mula telur tersebut. Ia berkesimpulan bahwa telur-telur tadi pasti berasal dari sesuatu yang hidup. Paham ini dikenal dengan omne ovo ex vivo.

  1. Hidup berasal dari sesuatu yang hidup
Louis Pasteur (1822-1895) menganggap bahwa gagalnya hidup karena tak ada udara yang diberikan. Maka ia melakukan percobaan. Ia menunjukkan bahwa penguraian (pembusukkan) bahan cairan kaldu dan peragian perasan cair dari buah anggur disebabkan oleh mikroorganisme yang terbawa oleh udara. Ia berkesimpulan bahwa hidup berasal dari sesuatu yang hidup apa pun bentuknya. Paham ini dikenal dengan omne vivum ex vivo.
  1. Teori Urey
Harold Urey (1893), seorang ahli kimia Amerika Serikat, mengemukakan bahwa atmosfir bumi pada mulanya kaya akan gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan Air (H2O). Zat itu merupakan unsur penting yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Karena diduga ada energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat hidup. Zat hidup itu mula-mula terbentuknya kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
  1. Teori Opatin – Haldane
A. I. Oparin adalah ahli biologi berkebangsaan Rusia. Pada tahun 1924, ia mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan. Dia menyatakan bahwa makhluk hidup terjadi dari senyawa kimia, dan pada waktu itu di atmosfer belum ada oksigen bebas. Pendapat Oparin mendapat dukungan dari J. B. S. Haldane ahli biologi berkebangsaan Inggris. Pada tahun 1936, Opari berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi dari hasil reaksi kimia antara molekul-molekul di dalam lautan yag panas. Lautan yang terbentuk pada mulanya bersuhu tinggi sehingga energinya dapat digunakan untuk berlangsungnya reaksi kimia. Hasil reaksi kimia membentuk semacam uap yang terdiri atas bahan organik, yaitu sebagai bahan pembentuk sel. Pendapat Oparin, Haldane dan Harold Urey, dapat dipandang sebagai hipotesis yang menyatakan adanya evolusi kimia yang mengarah pada terbentuknya makhluk hidup.

2.      Bukti-bukti Hipotesis Asal Mula Kehidupan
Pendapat yang banyak diterima secara luas tentang asal-usul benda adalah abiogenesis, yakni berasal dari benda-benda tidak hidup. Walaupun dalam hal ini makhluk hidup yang paling sederhana adalah sangat kompleks dan banyak mengandung sistem biokimia yang masih buntu. Beberapa dari sistem itu hanya berfungsi dalam sel hidup, baik dalam tumbuhan maupun pada hewan dan bagaimana asal-usul system ini masih belum terjawab.
Terdapat banyak bukti-bukti bahwa 2000 juta tahun yang lalu keadaan permukaan Bumi sangat berbeda debgan keadaan permukaan Bumi sekarang. Pada saat sebelum ada tumbuhan dan hewan, udara (atmosfer) terutama terdiri atas gas metan, ammonia, uap air, dan gas hidrogen, serta unsur oksigen dan nitrogen yang sangat reaktif, yang bersenyawa sebagai oksidasi nutrida. Pada permukaan Bumi yang tidak banyak mengandung ozon, maka radiasi sinar tata surya yang berupa sinar ultra violet dan semburan badai listrik manimbulkan panas, maka terbentuklah persenyawaan asam-asam amino yang selanjutnya membuat protein.
Sesungguhnya, sebagian besar hipotesis telah ditunjukkan dengan berbagai contoh pembuktian tentang asal-usul kehidupan. Pada tahun 1963, Stanley L. Miller berpaling kembali pada paham generatio spontanea. Ia menganggap bahwa tidak mustahil hidup ini pernah berkembang dati zat mati.
Kenyataan yang menunjukkan bahwa jasad hidup sebagian besar terdiri dari protein (zat putih telur) yang terurai menjadi unit yang lebih sederhana ialah asam amino, yaitu senyawa yang mengandung nitrogen, dan bila asam-asam amino dipecah lagi, maka akan dihasilkan CH4 (matana), H2O (air), H2 (hidrogen), dan NH3 (ammonia). Demukian pula bila senyawa-senya sederhana diuraikan maka akhirnya diperoleh unsur-unsur C, H, O, dan N sebagai unsur dasar. Bukankah ada kemungkinan bahwa hidup berasal dari senyawa-senyawa sederhana tadi, di mana atmosfer masih mengandung senyawa-senyawa seperti itu.
Terjadinya asam amino secara spontan ditafsirkan sebagai pelaksanan bakal atau kecenderungan yang sudah terkandung dalam gas itu. Bila kita melanjutkan dasar pemikiran ini, maka asam-asam amino cenderung pula menjadi protein dan selanjutnya menjadi protoplasma (jasad hidup) yang juga terjadi dorongan luar. Protoplasma, sekali terbentuk berarti titik permulaan bagi setiap makhluk hidup.
  1. Evolusi
    1. Evolusi Kehidupan
Sebagian orang ahli berpendapat bahwa makhluk yang ada pada saat ini tidak mempunyai hubungan dengan makhluk dahulu, karena ada saat tertentu terjadi kiamat (katastrophy), sehingga makhluk yang dahulu musnah, diganti yang baru. Tapi pendapat ini banyak ditinggalkan oleh para ahli dan sebagian besar cenderung berpendapat bahwa makhluk yang ada sekarang ini berasal dari makhluk dahulu melalui perubahan sedikit demi sedikit. Fosil sebagai sisa makhluk dahulu menunjukkan adanya perbedaan dasar letak dan lapisan-lapisan tanah atau umur relatif fosil tersebut. Perubahan-perubahan makhluk itu terjadi sampai sekarang. Manusia sering ikut campur menciptakan varietas baru yang lebih unggul, terutama dalam pertanian dan peternakan. Jadi, makhluk hidup mengalami evolusi.
Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatnya, bersel tunggal, dan hidup dari bahan anorganis, sehingga tergolong tumbuhan. Dari golongan tumbuhan itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi menjadi makhluk yang beraneka ragam seperti kehidupan masa kini.
Sekarang orang cenderung beranggapan bahwa evolusi kehidupan terutama disebabkan karena mutasi. Mutasi ialah perubahan spesies yang agak meloncat, dan ini disebabkan oleh perubahan gen atau kromosom sel.
Mutasi yang berarti pindah, yaitu pidah jenis, dapat maju dan dapat mundur. Mutasi mundur terjadi, tetapi jenis yang lebih mundur atau lebih buruk akan mengakibatkan kepunahannya sendiri. Mutasi maju hanya kadang-kadang saja ada, dan ini mengakibatkan perubahan ke arah kemajuan.
Petunjuk evolusi dapat kita lihat dari: (1) geologi dan palaentologi; (2) morfologi dan anatomi perbandingan; (3) reaksi fisiologis perbandingan; (4) penyebaran makhluk di muka Bumi; dan (5) embriologi. Selanjutnya secara bagan sejarah kehidupan di muka Bumi dibagi menjadi enam era. Pada era archeozoik, 2000 juta tahun yang lalu mulai muncul makhluk pertama. Tidak ada fosil tetapi ada beberapa indikasi kehidupan. Pada era proterozoik, 1500 juta tahun yang lalu makhluk yang pertama itu mengalami evolusi menjadi makhluk bersel tunggal (bakteri, alga, dan protozoa). Pada era palaeozoik, dalam periode kambrium, 600 juta tahun yang lalu, muncul Trilobita, Brachiopoda. Dalam periode Ordovicium, 500 juta tahun yang lalu, muncul hewan Chepalopoda dan ikan. Pada periode Silur, 440 juta tahun yang lalu, muncul hewan Scorpio, Crinoidea, dan karang. Pada periode Devon, 400 juta tahun yang lalu, muncul ikan, permulaan hutan dan Amphibia. Kemudian pada periode Karbon Bawah, 350 juta tahun yang lalu, muncul tumbuhan kormofita. Sedang pada periode karbon atas, 325 juta tahun yang lalu, muncul reptilia dan insekta pertama. Pada era mesozoik periode Perm, 270 juta tahun yang lalu, muncul beberapa jenis reptilian. Pada periode Trias, 225 juta tahun yang lalu, muncul bangsa Dinosaurus. Dalam periode Yura, 180 juta tahun yang lalu, mulai muncul burung pertama. Dalam periode Kreta, 135 juta tahun yang lalu, merupakan titik puncak Reptilia, muncul Anthofita. Pada era Cenozoik periode Tersier 70 juta tahun yang lalu, muncul manusia primitif dan hewan mamalia lainnya. Pada periode Kuarter, 2 juta tahun yang lalu, mulai bangkinya manusia, punahnya tipe mamalia tipe primitif, dan berkembang jenis mamalia modern.
 Asal-usul manusia
Secara umum, ada berbagai perdebatan tentang apakah manusia modern sekarang ini berkembang di Afrika, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia atau berkembang dari manusia Neanderthal di Eropa. Dalam hal ini, kita berhadapan dengan suatu periode waktu yang sangat panjang dan tidak bisa begitu saja dipastikan. Para
Pemahaman umum tentang evolusi menempatkan manusia dalam perspektif yang lebih global, yakni membuka fakta bahwa manusia terdiri dari kode-kode genetis yang ternyata juga dimiliki oleh semua bentuk kehidupan lainnya. Pada abad ke -19 sampai sekarang, teori evolusi telah banyak mengalami perkembangan. Beragam penemuan telah dilakukan. Beragam analisis baru juga telah diajukan, terutama tentang proses evolusi manusia yang terjadi selama berjuta - juta tahun.
Bumi terbentuk kira-kira 5 Milyar tahun yang lalu. Tumbuh-tumbuhan primitif dan daratan kering mulai terbentuk kira-kira 410 juta tahun yang lalu. Jadi, pada awal bumu ini terbentuk di dalamnya hanya ada air dan belum ada kehidupan. SEkitar 4 juta tahun yang lalu muncul suatu species di Afrika yang merupakan percabangan dari kera. Species itulah yang nantinya berkembang menjadi homo sapiens, atau manusia sekarang ini. Australopithecus yang ditemukan pertama kali di Ethiopia hidup sekitar 4 juta tahun yang lalu. Sekitar 1 juta tahun yang lalu, homo erectus hidup di Afrika, Asia, dan Eropa.
Pada tahun 1871 Darwin akhirnya merasa sudah waktunya untuk mengemukakan kepada publik topik tentang asal usul manusia. ia menguraikan alasan untuk mempercayai bahwasana manusia dan kera memiliki leluhur jauh yang sama dan bahwasana semua ciri manusia, tidak peduli sebagaimanapun anehnya, telah berevolusi melalui serangkaian langkah yang bertahap. Walaupun teori darwin ini menuai banyak protes dari kebanyakan ilmuan yang beranggapan bahwa manusia sebagai mahluk yang terpisah dari dunia hewan. Sebagian dari para ilmuan tersebut teguh dengan keyakinannya bahwa asal usul manusia terjadi secara bertahap dan melalui tahap seleksi alamiah sendiri.
peneliti juga pernah menemukan lukisan gua di Perancis Selatan yang diperkirakan sudah ada sejak 30.000 tahun sebelum Masehi. Paparan tersebut menyatakan bahwa terdapat problem fundamental di dalam penelitian ilmiah tentang asal usul manusia, yakni bahwa suatu bukti fisik yang kecil seringkali dijadikan suatu fondasi bagi teori besar tentang perkembangan dan proses migrasi manusia purba. Dengan kata lain, satu batu kecil bisa jadi titik awal bagi suatu teori masif tentang asal usul manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar